Minang merupakan salah satu daerah yang menjunjung tinggi adat istiadat di Indonesia. Bahkan adat sangat selaras dengan agama, sehingga muncul kesepakatan yang berbunyi “Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah”, Artinya bahwa adat dan agama saling mendukung dan menjadi pagar moral masyarakat Minangkabau.
Khusus untuk kuliner, masyarakat minang kaya akan makanan tradisional. Salah satunya adalah lamang. Lamang merupakan makanan khas minang yang biasanya dibuat atau disajikan pada hari tertentu. Terutama pada hari peringatan maulid nabi Muhammad SAW.
Lamang adalah makanan yang terbuat dari bahan ketan putih, sari pati buah kelapa, dan batang bambu sebagai tempat membakarnya. Mengenai bumbu, lamang adalah makanan sederhana, namun istimewa soal rasa, hanya ditambah bawang merah, garam.
Untuk cara membuatnya, pertama, rendam ketan putih dalam air selama 30 menit, lalu ditiriskan. Selanjutnya diberi bumbu garam, racikan bawang merah, dan irisan gula merah secukupnya.
Kedua, persiapkan bambu dengan dan dilapisi dengan daun pisang yang sudah dibilas dengan api agar tidak pecah. Sementara itu, persiapkan pati santan buah kelapa kelapa untuk dicampur dengan ketan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Ketiga, masukkan ketan kedalam bambu dan siram dengan santan buah kelapa secukupnya. Perbandingan santan dan ketan hitam hampir sama dengan memasak nasi.
Keempat dan terkahir, bakar atau panaskan bambu diatas bara api selama 3 jam. Hal yang perlu perhatikan dalam memasaka lamang adalah agar tidak memaksakan pembakaran lemang secara cepat, sebab akan menyebabkan bambu hangus terbakar, namun ketan belum matang. Jadi proses memasak lama memerlukan kesabaran dalam menjaga suhu pembakaran dan memelihara agar bambu tidak terbakar.